Kriteria untuk jadi guru profesional hanya sanggup dicapai bila guru tidak lagi berpikir kurang arif dan terbuka akan gagasan baru. |
Secara teknis, profesi guru termasuk dalam kategori tenaga kerja ahli. Namun, ada beberapa kriteria untuk jadi guru profesional yang memenuhi standar kualitas. Sebab, menjadi seorang guru tidak serta merta membuat individu bersangkutan seorang pendidik yang baik. Lalu, apa saja kriteria menjadi tenaga pengajar profesional tersebut? Berikut ulasan lengkapnya.
Standarisasi Kriteria Guru Profesional Abad 21
Perkembangan zaman tentunya membuat standarisasi dalam penentuan profesionalitas seorang pengajar turut berubah. Dari metode pembelajaran saja, teknik pengajaran satu dekade kemudian sudah tidak sesuai bila diterapkan pada zaman sekarang. Jadi, ibarat apakah kriteria pengajar yang profesional untuk kala kini ini?
1. Penuh Energi
Seorang guru harus penuh energi dan semangat selama beraktivitas di lingkungan sekolah. Terutama ketika berhadapan eksklusif dengan para penerima didik. Sebab, kalau pendidik dipenuhi energi, maka aura konkret akan terbentuk dan mendorong bawah umur untuk sama bersemangatnya selama kegiatan berguru mengajar berlangsung.
2. Mengerti Arah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Seorang pengajar sanggup disebut sebagai profesional kalau memahami benar arah KBM yang diselenggarakan. Baik dukungan materi, pengujian, sampai hasil yang ingin dicapai. Dengan kata lain, pengajar tidak membabi buta mengikuti silabus pendidikan tanpa memahaminya setiap poin kegiatan dengan baik.
3. Mampu Memanajemen Kelas
Pelajar dalam satu kelas sudah terdiri dari banyak sekali macam karakter. Seorang guru profesional dituntut mempunyai kemampuan untuk memanajemen kelas tersebut dengan baik. Guru harus bisa mendapat rasa hormat sekaligus dicintai oleh para muridnya. Dengan demikian, suasana kelas akan selalu kondusif dan terkontrol.
4. Memiliki Harapan Tinggi Pada Siswa Tanpa Memberi Tekanan
Kriteria untuk jadi guru profesional selanjutnya yaitu pendidik harus memercayai kemampuan para murid dan menaruh keinginan setinggi mungkin pada mereka. Namun, tidak berarti guru harus memaksakannya melalui tekanan dari segi akademik maupun non-akademik. Guru harus bisa membuat anak percaya diri untuk berbagi talenta masing-masing.
5. Bersikap Adil
Di masa lalu, tren untuk membedakan penerima didik sebagai murid kesayangan dan tidak merupakan hal yang dianggap lumrah. Namun, hal tersebut bahwasanya sangat menyakiti anak. Terutama mengingat anak zaman kini lebih kritis dan sensitif. Sehingga, profesionalitas seorang guru sanggup pula diukur dari keadilannya dalam bersikap pada anak didik.
6. Memahami Psikologis Anak
Berhadapan dengan murid yang berada dalam masa tumbuh kembang membuat standar lain untuk tenaga pengajar. Yaitu memahami psikologis mereka. Dengan demikian, anak didik pun akan merasa nyaman berada di lingkungan sekolah. Juga mereka mempunyai kedekatan psikologis dengan gurunya. Sehingga, sekolah pun tidak lagi menjadi beban namun sebuah acara yang menyenangkan.
7. Mampu Memberikan Teladan Yang Baik
Jika ingin disebut sebagai guru yang profesional, jangan hanya bisa mengajarkan, tapi juga wajib mencontohkan. Hal ini lebih mengacu pada tingkah laris sehari-hari. Contohnya, guru melarang muridnya membuang sampah sembarangan. Maka, guru pun wajib membuang sampah pada tempatnya untuk kemudian ditiru oleh penerima didik.
8. Konsisten
Tidak gampang berubah pendirian merupakan kriteria lain dari pengajar profesional. Maksudnya, kalau suatu dikala terjadi diskusi antara guru dengan murid, kemudian diambil kesepakatan A, maka teguhlah memegang keputusan tersebut. Hal itu juga akan membantu membangun keteguhan murid.
9. Open Minded
Zaman sekarang, bukan lagi saatnya menjadi seorang pengajar yang kaku. Konvensional atau kurang arif mencerminkan abjad guru yang tidak profesional. Terbukalah pada gagasan gres dan jangan merasa tersinggung bila penerima didik mengajukan sebuah argumen.
Menjadi Guru Profesional Itu Mudah
Dari sembilan kriteria untuk jadi guru profesional di atas, tidak ada yang sulit untuk dipraktekkan. Kuncinya yaitu kemauan berubah dan menghentikan tradisi masa kemudian yang sudah tidak sesuai perkembangan zaman.
Advertisement