Berikut ini ialah berkas Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni dan Pariwisata Kriya Tekstil Jilid 1 2 3. Download file PDF.
Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni dan Pariwisata Kriya Tekstil
Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni dan Pariwisata Kriya Tekstil ini diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.
Buku teks pelajaran Sekolah Menengah kejuruan Seni dan Pariwisata Kriya Tekstil ini telah melalui proses evaluasi oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk Sekolah Menengah kejuruan dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk dipakai dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.
Proses pembelajaran di sekolah kejuruan khususnya kriya tekstil sangat memerlukan buku induk yang sanggup menjadi buku pegangan siswa dan guru pembimbing pada ketika dan selama proses pembelajaran kriya tekstil berlangsung.
Buku induk atau pengantar pendidikan ini disusun berdasar kurikulum dan kebutuhan rujukan di SMK. Dengan adanya buku ini dibutuhkan sanggup dimanfaatkan sebagai buku pegangan siswa dan guru dalam memahami pembelajaran kriya tekstil.
Istilah tekstil berakal balig cukup akal ini sangat luas dan meliputi banyak sekali jenis kain yang dibentuk dengan cara ditenun, diikat, dipres dan banyak sekali cara lain yang dikenal dalam pembuatan kain. Kain umumnya dibentuk dari serat yang dipilin atau dipintal guna menghasilkan benang panjang untuk ditenun atau dirajut sehingga menghasilkan kain sebagai barang jadi. Ketebalan atau jumlah serat, kadar pilihan, tekstur kain, variasi dalam tenunan dan rajutan, merupakan faktor yang mempangaruhi terciptanya aneka kain yang tak terhitung macamnya.
Pengetahuan dasar perihal tekstil perlu dikuasai oleh siswa Sekolah Menengah kejuruan Jurusan Seni Rupa dan Kerajinan sebagai suatu landasan pengetahuan dalam mempelajari banyak sekali keterampilan kerajinan tekstil. Dengan landasan pemahaman yang baik, proses training keterampilan akan menjadi lebih gampang dan juga untuk mengantisipasi perkembangan banyak sekali teknik gres dalam kerajinan tekstil.
Awal mulanya insan berpakaian alasannya ialah rasa aib (kisah dalam kitab suci mengenai dosa dari Adam dan Hawa, sehabis diketahui Allah telah melanggar perintahNya, insan pertama yang semula telanjang mulai merasa aib alasannya ialah ketelanjangannya itu dan berusaha mencari daun- daunan sebagai epilog tubuhnya).
Dalam perkembangannya, insan yang hidup dari berburu mulai memakai kulit binatang buruannya sebagai pakaian. Masa berikutnya, insan yang berpakaian bulu/kulit binatang itu berangsur-angsur pindah dari kawasan panas ke kawasan masbodoh (manusia ketika itu masih hidup berpindah-pindah/nomaden) dan alhasil menetap sehabis mereka mengenal hidup bertani untuk kelangsungan hidupnya.
Hal yang berharga dari digunakannya bulu/kulit binatang sebagai epilog badan ini ialah inovasi tidak sengaja kain yang kemudian disebut lakan/felt. Kain yang semula gumpalan bulu binatang itu dipakai sebagai epilog telapak kaki insan primitif yang sangat halus. Karena terus-menerus digunakan, maka gumpalan bulu itu terkena panas, keringat, tekanan dari kaki, yang menghasilkan kain-kain tanpa proses tenun. Penemuan berharga inilah yang mengawali pembuatan kain bukan tenunan, dari materi berserabut dan serat buatan.
Kemudian, insan mulai berguru menciptakan tambang (yang nantinya berkembang kearah pembuatan tali dan juga benang) dari flora rambat atau disebut �ivy� dan rami atau �flax�. Pembuatan tali/tambang ini ialah untuk keperluan menciptakan tempat tidurnya yang pada masa itu digantungkan diantara pepohonan besar untuk menghindari serangan binatang buas di malam hari. Di samping itu untuk keperluan menciptakan jala penangkap ikan.
Setelah memperoleh keahlian dalam menghasilkan tali/tambang yang garang itu, mereka berusaha untuk mendapat tali/benang yang lebih tipis. Usaha mereka ialah dengan menjalin rambut manusia. Suatu pekerjaan yang tidak ringan namun hasilnya tidaklah sebesar yang diharapkan. Dalam perkembangannya, insan menemukan suatu serat halus yang dihasilkan oleh binatang kecil yaitu ulat sutera. Dari situlah diupayakan pembuatan benang tenun yang halus. Penemuan yang masih primitif itu kemudian menjadi prinsip dasar pembuatan kain sutera.
Perkembangan demi perkembangan berlanjut dengan penemuan-penemuan kecil dari kehidupan sehari-hari insan primitif ini. Perkembangan teknik menenun berjalan sejajar dengan keahlian menciptakan benang. Penemuan lain pada masa itu antara lain ialah yang berasal dari serat serabut yang menghasilkan antara lain wol dan katun. Dari inovasi ini kemudian didapati kenyataan bahwa lebih gampang memintal benang dari serat serabut daripada serat alamiah. Dengan serat serabut diperoleh benang yang tidak putus-putus. Dapat disimpulkan bahwasannya hasil menggintir, memintal dan alhasil menenun pada masa sekarang ialah hasil dari inovasi dari insan primitif yang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan cara yang sangat sederhana.
Download Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni dan Pariwisata Kriya Tekstil
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni dan Pariwisata Kriya Tekstil ini silahkan lihat preview salah satu buku dan unduh buku lainnya pada link di bawah ini:
Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni dan Pariwisata Kriya Tekstil
Download File:
Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni dan Pariwisata - Kriya Tekstil - Jilid 1.pdf
Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni dan Pariwisata - Kriya Tekstil - Jilid 2.pdf
Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni dan Pariwisata - Kriya Tekstil - Jilid 3.pdf
Sumber: http://psmk.kemdikbud.go.id
Demikian yang sanggup kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni dan Pariwisata Kriya Tekstil Semoga sanggup bermanfaat.
Demikian yang sanggup kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Sekolah Menengah kejuruan Seni dan Pariwisata Kriya Tekstil Semoga sanggup bermanfaat.
Advertisement