Berikut ini yakni salah satu berkas mengenai Perkembangan Peserta Didik. Download file format PDF.
Perkembangan Peserta Didik |
Perkembangan Peserta Didik
Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas mengenai Perkembangan Peserta Didik:
KARAKTERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU
Individu dan Karakteristiknya
Pengertian Individu
Individu yakni insan yang berkedudukan sebagai pribadi yang utuh, pilah, tunggal, dan khas. Dalam kaitannya dengan pendidikan, akan lebih ditekankan hakikat insan sebagai kesatuan makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang hidup untuk mempersiapkan kehidupan di akhirat. Setiap individu yang satu berbeda dengan individu yang lainnya lantaran ciri-ciri yang khusus.
Karakteristik Individu
Setiap individu mempunyai ciri dan sifat atau karakteristik bawaan yang diperoleh dari efek lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki semenjak lahir baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial. Karakteristik yang berkaitan dengan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedangkan yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Rangsangan dari banyak sekali faktor lingkungan membantu perkembangan potensi-potensi biologis dan kemudian membentuk referensi karakteristik tingkah laris yang berbeda pada setiap individu.
Perbedaan Individu
Dua aspek yang menonjol dalam perkembangan individu yaitu semua insan mempunyai unsur kesamaan dalam referensi perkembangan, dan di dalam referensi yang bersifat umum dari apa yang membentuk insan secara sosial dan biologis, tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan yang berbeda. Perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif.
Bidang-Bidang Perbedaan
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan individu sebelum mengukur kapasitas mental yakni dengan menghitung umur kronologi. Umur kronologi kemudian menentukan tingkat kematangan siswa dan lantaran itu memungkinkan beliau untuk dididik hendaknya dilihat sebagai komponen perbedaan. Perbedaan antara satu dengan yang lainnya dan persamaan merupakan ciri dari pembelajaran pada suatu tingkat pembelajaran. Sejauh mana tingkat tujuan pendidikan, isi dan teknik pendidikan ditetapkan, diubahsuaikan dengan perbedaan itu.
Perbedaan yang dimaksud yakni perbedaan fisik, sosial kepribadian, intelejensi dan kemampuan dasar, serta perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah. Perbedaan yang lain yang terdapat pada insan yaitu perbedaan kognitif, individual dalam kecakapan bahasa, kecakapan motorik, latar belakang, bakat, dan perbedaan dalam kesiapan belajar.
Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
Setiap individu hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan non fisik yang meliputi aspek-aspek intelek, emosi, sosial, bahasa, talenta khusus, nilai dan moral, serta sikap.
Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan insan merukan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya semenjak anak belum lahir hingga ia dewasa.
Pertumbuhan sebelum lahir
Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan sangat kompleks lantaran pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf yang membentuk sistem lengkap.
Pertumbuhan sehabis lahir
Pertumbuhan fisik insan sehabis lahir merupakan kelanjutan pertumbuhannya sebelum lahir. Proses pertumbuhan insan berlangsung hingga beliau dewasa. Pertumbuhan fisik secara pribadi maupun tidak pribadi mempengaruhi sikap anak sehari-hari. Secara pribadi pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik akan mempengaruhi bagaimana anak memandang dirinya sendiri dan orang lain.
Intelek
Intelek atau daya pikir dipengaruhi oleh kemampuan otak yang bisa memperlihatkan fungsinya secara baik.
Emosi
Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi khusus yang dimiliki manusia, emosi merupakan tanda-tanda perasaan disertai dengan perubahan sikap fisik.
Sosial
Manusia tidak sanggup hidup sendiri dan memerlukan insan lainnya. Akhirnya insan mengenal kehidupan bersama atau berkehidupan sosial.
Bahasa
Fungsi bahasa yakni untuk berkomunikasi. Setiap insan cenderung berkomunikasi dengan dunia sekitarnya. Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi sanggup diartikan sebagai tanda, gerak, dan bunyi untuk memberikan isi pikiran kepada orang lain.
Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya sedikit rangsangan atau latihan kemampuan itu telah berkembang dengan baik.
Sikap, Nilai, dan Moral
Bloom mengemukakan bahwa tujuan simpulan dari proses mencar ilmu dikelompokkan menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan (kognitif), penguasaan nilai dan sikap (afektif), dan penguasaan motorik. Sikap, nilai, dan moral ditanamkan semenjak belum dewasa hingga ia bisa mengikuti banyak sekali ketentuan yang ada dalam masyarakat.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan berbeda dengan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Pertumbuhan yakni perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan sanggup juga diartikan sebagai proses perubahan dan pematangan fisik.
Perkembangan yakni proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. Perkembangan lebih sanggup mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala yang nampak, proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang tinggi berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan, dan belajar.
Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan tersebut yaitu perubahan ukuran, perbandingan, mengganti hal-hal yang lama, dan berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru.
Tugas-Tugas Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan sikap kehidupan sosial psikologis insan pada posisi yang serasi di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Oleh Havighurst perkembangan tersebut dinyatakan sebagai kiprah yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya.
Tugas-tugas perkembangan tersebut dikaitkan dengan fungsi mencar ilmu lantaran pada hakikatnya perkembangan kehidupan insan dipandang sebagai upaya mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat biar bisa melaksanakan adaptasi diri dalam kehidupan nyata.
Havighurst mengemukakan sepuluh jenis kiprah perkembangan remaja seperti: mencapai kekerabatan dengan lawan jenis secara lebih memuaskan dan matang; mencapai perasaan seks cukup umur yang diterima secara sosial; mencapai keadaan badannya dan menggunakannya secara efektif; mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa; mencapai kebebasan ekonomi; menentukan dan menyiapkan suatu pekerjaan; menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga; membuatkan keterampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga negara yang kompeten; menginginkan dan mencapai tingkah laris yang bertanggung jawab secara sosial; dan menggapai suatu perangkat nilai yang dipakai sebagai pedoman tingkah laku.
Hukum-Hukum Pertumbumbuhan dan Perkembangan
Hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan antara lain aturan cephalopodal yang menyatakan pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Hukum proximodistal menyatakan bahwa pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Perkembangan terjadi dari umum ke khusus. Perkembangan berlangsung dalam tahap-tahap perkembangan. Pada setiap masa perkembangan yang berbeda ciri antara ciri yang ada pada suatu masa perkembangan yang lainnya. Hukum tempo dan ritme perkembangan, tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus menerus dan dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum.
Remaja: Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan
Remaja Menurut Hukum
Dalam hubungannya dengan hukum, hanya undang-undang perkawinan saja yang mengenal konsep remaja. Usia minimal untuk suatu perkawinan berdasarkan undang-undang disebutkan 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki (uu perkawinan no 1/1974 wacana perkawinan).
Remaja Ditinjau dari Sudut Perkembangan Fisik
Dalam ilmu kedokteran, remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik di mana alat-alat kelamin insan mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya serta keadaan tubuh pada umumnya memperoleh bentuk yang sempurna.
Batasan Remaja Menurut WHO
Remaja yakni suatu masa pertumbuhan dan perkembangan di mana pertama kali memperlihatkan tanda-tanda seksual, mengalami perkembangan psikologi dan referensi identitas menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang relatif lebih mandiri.
Remaja Ditinjau dari Faktor Sosial Psikologis
Salah satu ciri remaja yakni perkembangan psikologis dan pada identifikasi dari kanak-kanak menuju dewasa, yang ditandai dengan proses entropy dan negentropy. Entropy yakni keadaan di mana kesadaran insan masih belum tersusun rapi. Negentropy adalah keadaan di mana isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan perasaan atau sikap.
Definisi Remaja untuk Masyarakat Indonesia
Menurut Sarlito, tidak ada profil remaja Indonesia yang seragam dan berlaku secara nasional. Sebagai pedoman umum untuk remaja Indonesia sanggup dipakai batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah.
Jenis-Jenis Kebutuhan dan Pemenuhannya
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaan, kebutuhan insan mengalami perubahan. Kebutuhan sosial psikologis lebih banyak dari pada kebutuhan fisik lantaran pengalaman kehidupan sosialnya semakin luas. Kebutuhan ini disebabkan banyak sekali dorongan menyerupai kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, keyakinan diri, dan aktualisasi diri. Menurut lewis kebutuhan insan meliputi kebutuhan jasmani, psikologis, ekonomi, sosial, politik, penghargaan dan aktualisasi diri.
Kebutuhan Remaja, Masalah, dan Konsekuensinya
Beberapa jenis kebutuhan remaja sanggup dikelompokkan menjadi kebutuhan organik, emosional, berprestasi, dan kebutuhan untuk mempertahankan diri dan membuatkan jenis.
Berbagai problem yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhannya yaitu: upaya untuk sanggup mengubah sikap dari belum dewasa menuju dewasa. Kesulitan dalam mendapatkan perubahan fisiknya. Kebingungan remaja dalam memahami fungsi seks yang mengakibatkan salah tingkah dan menentang norma. Penyesuaian sosial yang dirasa sulit oleh remaja. Perbedaan nilai dan norma kehidupan.
Usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan remaja menyerupai pendidikan kesehatan dan UKS pada sekolah, pendidikan seksual, dan mengenalkan remaja pada banyak sekali norma sosial.
PERTUMBUHAN FISIK
Pertumbuhan fisik yakni perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan tanda-tanda primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan gesekan tubuh, proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder. Kondisi-kondisi yang mempengaruhi pertumbuhan fisik anak antara lain efek keluarga, gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, bentuk tubuh.
Perubahan-perubahan psikologi yang muncul disebabkan oleh perubahan fisik menyerupai kecanggungan lantaran perubahan tubuh, ketegangan emosional, lebih memperhatikan diri sendiri. Salah satu konsekuensi masa remaja yang penting yakni efek jangka panjang terhadap sikap, sikap sosial, minat, dan kepribadian.
PERKEMBANGAN INTELEK, SOSIAL, DAN BAHASA
Perkembangan Intelek
Intelek berarti kecakapan untuk berpikir, mengamati dan mengerti, kecakapan untuk mengamati hubungan-hubungan, perbedaan, kecakapan mental yang besar dan pikiran atau intelegensi. Intelegensi merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkannya.
Dalam berpikir operasional terdapat dua sifat penting yaitu sifat deduktif hipotesis dan bepikir referensi operasional juga berpikir kombinatoris. Faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek yaitu bertambahnya informasi yang disimpan seseorang sehingga ia bisa berpikir reflektif, banyaknya pengalaman masalah, adanya kebebasan berpikir.
Bakat Khusus
Bakat meliputi 3 dimensi yaitu dimensi perseptual yaitu kemampuan mengadakan persepsi meliputi kepekaan indra, perhatian, orientasi waktu, luasnya kawasan persepsi. Dimensi psikomotorik meliputi enam faktor meliputi kekuatan, impuls, kecepatan gerak, ketelitian, koordinasi, dan keluwesan. Dan dimensi intelektual meliputi lima faktor meliputi faktor ingatan, pengenalan, evaluatif, konvergen, dan berpikir divergen.
Bakat sanggup diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang perlu dikembangkan atau dilatih, kemampuan yakni daya untuk melaksanakan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan atau latihan.
Makara talenta yakni kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan relatif yang bersifat umum atau khusus. Bakat khusus yang dimaksud yakni kemampuan di bidang tertentu. Bakat ini menyerupai talenta seni, matematika, bahasa, olahraga, musik, klerikal, guru, dan dokter.
Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi diharapkan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan dorongan atau motivasi biar talenta sanggup terwujud.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan talenta khusus yaitu terletak pada anak itu sendiri dan lingkungan anak, faktor dari anak menyerupai tidak mempunyai minat, dan tidak mempunyai motivasi. Dari lingkungan menyerupai orang renta kurang bisa untuk menyediakan kesempatan dan sarana pendidikan atau ekonomi yang tidak mencukupi.
Bakat khusus sanggup diamati dengan melaksanakan observasi terhadap apa yang dikerjakan anak. Orang renta yang mengenali talenta anak sanggup membantu sekolah dalam mekanisme pemanduan anak berbakat dengan memperlihatkan informasi yang dibutuhkan wacana ciri dan keadaan anak mereka.
Perkembangan Sosial
Lingkungan sosial memperlihatkan banyak efek terhadap pembentukan banyak sekali aspek kehidupan, terutama sosio-psikologis. Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa bekerjasama dengan sesama manusia. Bersosialisasi intinya merupakan proses adaptasi diri terhadap lingkungan kehidupan sosial. Sepanjang hidup referensi kehidupan sosial anak terbentuk.
Remaja yakni tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini kebutuhan remaja telah cukup kompleks cakrawala interaksi sosial, dan pergaulan remaja telah cukup luas. Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok, dalam bentuk penetapan pilihan kelompok yang diikuti didasari oleh banyak sekali penimbangan, menyerupai moral, ekonomi, minat dan kesamaan talenta dan kemampuan. Masalah umum yang dihadapi oleh remaja dan yang paling rumit yakni adaptasi diri. Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial remaja yaitu keluarga, kematangan, status sosial ekonomi, pendidikan, dan kapasitas mental, emosi, dan intelegensi.
Dalam perkembangan sosial para remaja sanggup memikirkan dirinya sendiri dan orang lain. Pemikiran terwujud dalam refleksi diri dan kritik hasil pergaulannya.
Perkembangan Bahasa
Sesuai dengan fungsinya bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai oleh seseorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti faktor intelek/kognisi sangat kuat terhadap perkembangan kemampuan Bahasa. Bahasa remaja yakni bahasa yang telah berkembang yang terbentuk dari lingkungan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa yaitu umur anak, kondisi lingkungan, kecerdasan anak, status sosial ekonomi keluarga, dan kondisi fisik.
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling kuat satu sama lain. Seseorang yang rendah kemampuan berpikirnya akan mengalami kesulitan dalam menyusun bahasa yang baik, logis, dan sistematis. Menyampaikan dan mengambil makna inspirasi dan gagasan merupakan proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan dan kekaburan persepsi yang diperolehnya. Ketidaktepatan hasil pemrosesan pikir ini diakibatkan kekurangmampuan dalam bahasa.
Upaya yang dilakukan untuk membuatkan bahasa remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan yaitu dengan cara melaksanakan pengulangan pelajaran yang telah disusun ulang oleh siswa, menambah pembendaharaan bahasa dengan menambah pembendaharaan bahasa yang dipilih secara tepat oleh guru.
PERKEMBANGAN AFEKTIF
Perkembangan Emosi
Emosi yakni pengalaman afektif yang disertai adaptasi dari dalam diri individu wacana keadaan mental dan fisik dan berwujud pada suatu tingkah laris yang tampak yang ditandai dengan perubahan fisik. Beberapa kondisi emosional menyerupai cinta/ kasih sayang, gembira, kemarahan dan permusuhan, ketakutan dan kecemasan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar. Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti memperhatikan satu rangsangan dalam jangka waktu yang lebih lama, dan menimbulkan emosi yang terarah pada satu objek, kemampuan mengingat juga mempengaruhi reaksi emosional. Metode mencar ilmu yang menunjang perkembangan emosi yakni mencar ilmu dengan coba- coba, mencar ilmu dengan cara meniru, mencar ilmu dengan mempersamakan diri, mencar ilmu melalui pengkondisian, dan pembinaan atau mencar ilmu di bawah pengawasan, terbatas pada aspek reaksi. Rangsangan-rangsangan yang menghasilkan perasaan yang tidak menyenangkan dan menyenangkan akan mempermudah siswa belajar.
Perbedaan verbal disebakan oleh kondisi fisik dan kemampuan intelektualnya. Anak yang akil cenderung bereaksi lebih emosional terhadap banyak sekali macam rangsangan dibanding anak yang bodoh dan anak yang lebih akil lebih bisa mengendalikan verbal emosi.
Upaya yang dilakukan untuk membuatkan emosi remaja dilakukan dengan cara mengerti remaja, melaksanakan segala sesuatu yang sanggup dilakukan berhasil dalam bidang yang diajarkan. Implikasinya terhadap penyelenggaraan pendidikan, guru harus bisa memperkecil ledakan emosi dengan cara tindakan yang bijaksana dan lemah lembut, mengubah pokok pembicaraan dan memulai acara baru.
Perkembangan Nilai, Moral, dan Sikap
Nilai-nilai kehidupan yakni norma yang berlaku dalam masyarakat, contohnya budpekerti kebiasaan dan sopan santun. Moral yakni anutan wacana baik dan jelek perbuatan dan kelakuan, akhlak, keajiban dan sebagainya. Dalam kaitannya dalam pengamalan nilai-nilai hidup maka moral merupakan kontrol dalam bersikap dan bertingkah laris sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud.
Keterkaitan antara nilai, moral, sikap, dan tingkah laris akan tampak kuat dalam pengamalan nilai-nilai yang dihayati dan didorong oleh moral kemudian terbentuk sikap tertentu terhadap nilai tersebut dan terwujud tingkah laris sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud. Upaya yang dilakukan dalam membuatkan nilai, moral, dan sikap remaja yakni membuat komunikasi, membuat iklim lingkungan yang serasi.
TUGAS PERKEMBANGAN KEHIDUPAN BERPRIBADI, PENDIDIKAN DAN KARIER, DAN KEHIDUPAN BERKELUARGA
Perkembangan Kehidupan Pribadi sebagai Individu
Kehidupan pribadi sukar untuk dirumuskan lantaran sangat kompleks dan unik. Pada hakikatnya insan merupakan pribadi yang utuh dan mempunyai sifat sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut banyak sekali aspek menyerupai aspek emosional, sosio-psikologi dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual yang terpadu secara integratif dengan faktor lingkungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pribadi yaitu lingkungan, faktor bakat, pendidikan status sosial ekonomi, filsafat hidup, kepedulian terhadap kesehatan. Upaya pengembangan proses pertumbuhan dan perkembangan kehidupan pribadi menyerupai hidup sehat dan teratur, mengerjakan kiprah dan pekerjaan sehari-hari, hidup bermasyarakat dalam melaksanakan pergaulan dengan sesama, cara pemecahan problem yang dihadapi, mengikuti aturan kehidupan keluarga, melaksanakan kiprah dan tanggung jawab dalam kehidupan berkeluarga.
Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses mencar ilmu yang dihayati sepanjang hidupnya. Baik di jalur pendidikan sekolah yang baik yang dialami oleh remaja sebagai akseptor didik di dalam lingkungan keluarga, sekolah, atau kehidupn bermasyarakat. Masing-masing lingkungan kehidupan pendidikan tidak selalu sama dasar dan tujuannya. Oleh lantaran itu remaja ditantang untuk bisa mengatasi problema keanekaragaman tersebut dan bisa menempatkan dirinya dengan tepat dan serasi pada lingkungan pendidikan keluarga, masyarakat, sekolah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kehidupan pendidikan dan karier yaitu faktor sosial pendidikan, faktor lingkungan, dan faktor pandangan hidup.
Sikap remaja terhadap pendidikan sekolah banyak diwarnai oleh karakteristik guru yang mengajarnya. Guru yang baik �baik� di mata para siswa tidak hanya tergantung kepada keadaan guru itu sendiri, melainkan tergantung pada banyak faktor. Guru yang baik itu yakni guru yang dekat dengan siswanya dan menolong siswa dalam pelajaran. Berhubungan kehidupan pendidikan merupakan penggalan awal dari kehidupan karier, maka dengan perbedaan kehidupan pendidikan tersebut konsekuensinya akan membawa perbedaan individual di dalam kehidupan kariernya. Kehidupan karier seseorang juga berbeda-beda. Dalam arti sempit, pendidikan merupakan persiapan menuju suatu karier, sedangkan dalam arti luas pendidikan itu merupakan penggalan dari proses perkembangan karier remaja. Remaja, yang dilihat dari segi usia meliputi 12-21 tahun, berdasarkan Ginzberg (Alexander, dkk., 1980) perkembangan kariernya telah hingga pada periode pilihan tentatif dan sebagian berada pada periode pilihan realistis, sedangkan berdasarkan super (Alexander, dkk., 1980) perkembangan karier anak remaja itu berbeda pada tahap eksplorasi, terutama sub tahap tentatif dan sebagian dari sub tahap transisi. Melihat bahwa dua teori yang dikemukakan oleh dua penulis itu hampir sama, maka di sini akan diuraikan salah satu di antaranya, yaitu teori yang dikemukakan oleh Ginzerberg.
Perkembangan Remaja Berkenan dengan Kehidupan Berkeluarga
Perkembangan remaja dalam hubungannya dengan persiapan mereka untuk memasuki kehidupan baru, yaitu kehidupan berkeluarga. Sebagaimana telah diuraikan di depan bahwa secara biologis pertumbuhan remaja telah mencapai kematangan seksual, yang berarti bahwa secara biologis remaja telah siap melaksanakan fungsi produksi. Kematangan fungsi seksual tersebut kuat terhadap dorongan seksual remaja dan telah mulai tertarik kepada lawan jenis. Berkenan dengan upaya untuk memutuskan pilihan pasangan hidup, perkembangan sosial psikologis remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis dengan banyak sekali cara yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku.
Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Memperhatikan banyaknya faktor kehidupan yang berada di lingkungan remaja, maka pemikiran wacana penyelenggaran pendidikan juga harus memperhatikan faktor-faktor tersebut. Sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan yang diakui bahwa mustahil memenuhi tuntutan dan cita-cita seluruh faktor yang berlaku tersebut. Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah, pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggaraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan sama semua tindakan pendidikan kepada semua remaja yang tergabung di dalam kelas, sekalipun masing-masing di antara mereka sangat berbeda- beda. Pengakuan terhadap kemampuan setiap pribadi yang beraneka ragam itu menjadi kurang. Oleh lantaran itu, yang harus mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan yakni sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja, menyerupai akreditasi akan kemampuannya, ingin untuk mendapatkan kepercayaan, kebebasan dan semacamnya.
PENYESUAIAN DIRI REMAJA
Konsep dan Proses Penyesuaian Diri
Makna simpulan dari hasil pendidikan seorang individu terletak pada sejauh mana hal yang telah dipelajari sanggup membantu dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Penyesuaian diri sanggup diartikan sebagai cara untuk mempertahankan eksistensinya dengan membuat planning untuk mengatasi banyak sekali macam konflik, kesulitan dan frustasi-frustasi secara efisien.
Penyesuaian diri yakni proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan,. Respon penyesuaian, baik dan buruk, secara sederhana sanggup dipandang sebagai suatu upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk memelihara kondisi-kondisi yang lebih wajar. Penyesuaian sebagai proses ke arah kekerabatan yang serasi antara tuntutan internal dan tuntutan eksternal.
Dalam melaksanakan adaptasi diri individu mendapatkan rintangan- rintangan, dalam hubungannya dengan rintangan tersebut ada individu yang sanggup menyesuaikan secara positif, namun ada juga yang melaksanakan adaptasi yang salah.
Dalam adaptasi diri secara positif individu akan melaksanakan adaptasi menghadapi problem secara langsung, adaptasi dengan melaksanakan eksplorasi, dengan coba-coba, dengan mencari pengganti, dengan menggali kemampuan diri, dengan belajar, inhibisi dan pengendalian diri, perencanaan yang cermat.
Kegagalan dalam adaptasi diri secara positif, sanggup menimbulkan individu melaksanakan adaptasi yang salah. Bentuk adaptasi yang salah itu yaitu menyerupai reaksi bertahan dengan cara mencari-cari alasan, melemparkan kegagalan pada orang lain, dan memutarbalikan keadaan, reaksi menyerang, dan reaksi melarikan diri secara sedikit demi sedikit yaitu kondisi fisik, perkembangan dan kematangan intelektual, sikap, moral, dan emosional, kondisi lingkungan, dan penentu kultural dan agama.
Permasalahan-Permasalahan Penyesuaian Remaja
Tingkat adaptasi diri dan pertumbuhan remaja sangat tergantung pada sikap orang renta dan suasana psikologi dan sosial dalam keluarga. Sikap orang renta yang menolak akan mengakibatkan remaja tidak sanggup menyesuaikan diri, orang renta yang adikara mengakibatkan remaja akan adikara terhadap temannya dan cenderung menentang otoritas yang ada.
Penyesuaian remaja dengan kehidupan sekolah, permasalahan yang ditimbulkan akan timbul saat remaja memasuki jenjang sekolah yang baru. Persoalan lain yang dihadapi siswa menyerupai menentukan sekolah.
Implikasi Proses Penyesuaian Remaja terhadap Penyelanggaraan Pendidikan
Lingkungan sekolah mempunyai efek yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Dalam kaitannya dengan pendidikan, peranan sekolah pada hakikatnya sebagai rujukan dan tempat derma jikalau anak didik mengalami masalah. Oleh lantaran itu setiap sekolah menunjuk wali siswa yang akan membantu siswa yang menghadapi kesulitan dalam pelajaran, mempunyai problem pribadi dan problem adaptasi diri maupun tuntutan sekolah.
Upaya yang sanggup dilakukan untuk memperlancar proses adaptasi remaja khususnya di sekolah yaitu membuat situasi sekolah yang menimbulkan rasa betah bagi anak didik, membuat suasana mencar ilmu yang menyenangkan, perjuangan memahami anak didik secara menyeluruh, memakai metode dan alat latih yang menimbulkan gairah belajar, mekanisme yang memperbesar motivasi belajar, ruang kelas yang memenuhi syarat kesehatan, tata tertib yang jelas, teladan para guru dalam banyak sekali segi pendidikan, acara bimbingan dan penyuluhan yang baik.
Sifat guru yang efektif menyerupai memberi kesempatan, ramah dan optimis, bisa mengontrol diri, mempunyai rasa humor, mengetahui dan mengakui kesalahan sendiri, jujur dan objektif memperlakukan siswa, dan memperlihatkan pengertian dan rasa simpati akan mengakibatkan remaja berkurang kemungkinannya untuk mengalami permasalahan-permasalahan.
KARAKTERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU
Individu dan Karakteristiknya
Pengertian Individu
Individu yakni insan yang berkedudukan sebagai pribadi yang utuh, pilah, tunggal, dan khas. Dalam kaitannya dengan pendidikan, akan lebih ditekankan hakikat insan sebagai kesatuan makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang hidup untuk mempersiapkan kehidupan di akhirat. Setiap individu yang satu berbeda dengan individu yang lainnya lantaran ciri-ciri yang khusus.
Karakteristik Individu
Setiap individu mempunyai ciri dan sifat atau karakteristik bawaan yang diperoleh dari efek lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki semenjak lahir baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial. Karakteristik yang berkaitan dengan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedangkan yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Rangsangan dari banyak sekali faktor lingkungan membantu perkembangan potensi-potensi biologis dan kemudian membentuk referensi karakteristik tingkah laris yang berbeda pada setiap individu.
Perbedaan Individu
Dua aspek yang menonjol dalam perkembangan individu yaitu semua insan mempunyai unsur kesamaan dalam referensi perkembangan, dan di dalam referensi yang bersifat umum dari apa yang membentuk insan secara sosial dan biologis, tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan yang berbeda. Perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif.
Bidang-Bidang Perbedaan
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan individu sebelum mengukur kapasitas mental yakni dengan menghitung umur kronologi. Umur kronologi kemudian menentukan tingkat kematangan siswa dan lantaran itu memungkinkan beliau untuk dididik hendaknya dilihat sebagai komponen perbedaan. Perbedaan antara satu dengan yang lainnya dan persamaan merupakan ciri dari pembelajaran pada suatu tingkat pembelajaran. Sejauh mana tingkat tujuan pendidikan, isi dan teknik pendidikan ditetapkan, diubahsuaikan dengan perbedaan itu.
Perbedaan yang dimaksud yakni perbedaan fisik, sosial kepribadian, intelejensi dan kemampuan dasar, serta perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah. Perbedaan yang lain yang terdapat pada insan yaitu perbedaan kognitif, individual dalam kecakapan bahasa, kecakapan motorik, latar belakang, bakat, dan perbedaan dalam kesiapan belajar.
Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
Setiap individu hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan non fisik yang meliputi aspek-aspek intelek, emosi, sosial, bahasa, talenta khusus, nilai dan moral, serta sikap.
Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan insan merukan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya semenjak anak belum lahir hingga ia dewasa.
Pertumbuhan sebelum lahir
Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan sangat kompleks lantaran pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf yang membentuk sistem lengkap.
Pertumbuhan sehabis lahir
Pertumbuhan fisik insan sehabis lahir merupakan kelanjutan pertumbuhannya sebelum lahir. Proses pertumbuhan insan berlangsung hingga beliau dewasa. Pertumbuhan fisik secara pribadi maupun tidak pribadi mempengaruhi sikap anak sehari-hari. Secara pribadi pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik akan mempengaruhi bagaimana anak memandang dirinya sendiri dan orang lain.
Intelek
Intelek atau daya pikir dipengaruhi oleh kemampuan otak yang bisa memperlihatkan fungsinya secara baik.
Emosi
Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi khusus yang dimiliki manusia, emosi merupakan tanda-tanda perasaan disertai dengan perubahan sikap fisik.
Sosial
Manusia tidak sanggup hidup sendiri dan memerlukan insan lainnya. Akhirnya insan mengenal kehidupan bersama atau berkehidupan sosial.
Bahasa
Fungsi bahasa yakni untuk berkomunikasi. Setiap insan cenderung berkomunikasi dengan dunia sekitarnya. Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi sanggup diartikan sebagai tanda, gerak, dan bunyi untuk memberikan isi pikiran kepada orang lain.
Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya sedikit rangsangan atau latihan kemampuan itu telah berkembang dengan baik.
Sikap, Nilai, dan Moral
Bloom mengemukakan bahwa tujuan simpulan dari proses mencar ilmu dikelompokkan menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan (kognitif), penguasaan nilai dan sikap (afektif), dan penguasaan motorik. Sikap, nilai, dan moral ditanamkan semenjak belum dewasa hingga ia bisa mengikuti banyak sekali ketentuan yang ada dalam masyarakat.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan berbeda dengan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Pertumbuhan yakni perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan sanggup juga diartikan sebagai proses perubahan dan pematangan fisik.
Perkembangan yakni proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. Perkembangan lebih sanggup mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala yang nampak, proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang tinggi berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan, dan belajar.
Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan tersebut yaitu perubahan ukuran, perbandingan, mengganti hal-hal yang lama, dan berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru.
Tugas-Tugas Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan sikap kehidupan sosial psikologis insan pada posisi yang serasi di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Oleh Havighurst perkembangan tersebut dinyatakan sebagai kiprah yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya.
Tugas-tugas perkembangan tersebut dikaitkan dengan fungsi mencar ilmu lantaran pada hakikatnya perkembangan kehidupan insan dipandang sebagai upaya mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat biar bisa melaksanakan adaptasi diri dalam kehidupan nyata.
Havighurst mengemukakan sepuluh jenis kiprah perkembangan remaja seperti: mencapai kekerabatan dengan lawan jenis secara lebih memuaskan dan matang; mencapai perasaan seks cukup umur yang diterima secara sosial; mencapai keadaan badannya dan menggunakannya secara efektif; mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa; mencapai kebebasan ekonomi; menentukan dan menyiapkan suatu pekerjaan; menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga; membuatkan keterampilan dan konsep intelektual yang perlu bagi warga negara yang kompeten; menginginkan dan mencapai tingkah laris yang bertanggung jawab secara sosial; dan menggapai suatu perangkat nilai yang dipakai sebagai pedoman tingkah laku.
Hukum-Hukum Pertumbumbuhan dan Perkembangan
Hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan antara lain aturan cephalopodal yang menyatakan pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Hukum proximodistal menyatakan bahwa pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Perkembangan terjadi dari umum ke khusus. Perkembangan berlangsung dalam tahap-tahap perkembangan. Pada setiap masa perkembangan yang berbeda ciri antara ciri yang ada pada suatu masa perkembangan yang lainnya. Hukum tempo dan ritme perkembangan, tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus menerus dan dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum.
Remaja: Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan
Remaja Menurut Hukum
Dalam hubungannya dengan hukum, hanya undang-undang perkawinan saja yang mengenal konsep remaja. Usia minimal untuk suatu perkawinan berdasarkan undang-undang disebutkan 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki (uu perkawinan no 1/1974 wacana perkawinan).
Remaja Ditinjau dari Sudut Perkembangan Fisik
Dalam ilmu kedokteran, remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik di mana alat-alat kelamin insan mencapai kematangannya. Secara anatomis berarti alat-alat kelamin khususnya serta keadaan tubuh pada umumnya memperoleh bentuk yang sempurna.
Batasan Remaja Menurut WHO
Remaja yakni suatu masa pertumbuhan dan perkembangan di mana pertama kali memperlihatkan tanda-tanda seksual, mengalami perkembangan psikologi dan referensi identitas menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang relatif lebih mandiri.
Remaja Ditinjau dari Faktor Sosial Psikologis
Salah satu ciri remaja yakni perkembangan psikologis dan pada identifikasi dari kanak-kanak menuju dewasa, yang ditandai dengan proses entropy dan negentropy. Entropy yakni keadaan di mana kesadaran insan masih belum tersusun rapi. Negentropy adalah keadaan di mana isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan perasaan atau sikap.
Definisi Remaja untuk Masyarakat Indonesia
Menurut Sarlito, tidak ada profil remaja Indonesia yang seragam dan berlaku secara nasional. Sebagai pedoman umum untuk remaja Indonesia sanggup dipakai batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah.
Jenis-Jenis Kebutuhan dan Pemenuhannya
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaan, kebutuhan insan mengalami perubahan. Kebutuhan sosial psikologis lebih banyak dari pada kebutuhan fisik lantaran pengalaman kehidupan sosialnya semakin luas. Kebutuhan ini disebabkan banyak sekali dorongan menyerupai kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, keyakinan diri, dan aktualisasi diri. Menurut lewis kebutuhan insan meliputi kebutuhan jasmani, psikologis, ekonomi, sosial, politik, penghargaan dan aktualisasi diri.
Kebutuhan Remaja, Masalah, dan Konsekuensinya
Beberapa jenis kebutuhan remaja sanggup dikelompokkan menjadi kebutuhan organik, emosional, berprestasi, dan kebutuhan untuk mempertahankan diri dan membuatkan jenis.
Berbagai problem yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhannya yaitu: upaya untuk sanggup mengubah sikap dari belum dewasa menuju dewasa. Kesulitan dalam mendapatkan perubahan fisiknya. Kebingungan remaja dalam memahami fungsi seks yang mengakibatkan salah tingkah dan menentang norma. Penyesuaian sosial yang dirasa sulit oleh remaja. Perbedaan nilai dan norma kehidupan.
Usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan remaja menyerupai pendidikan kesehatan dan UKS pada sekolah, pendidikan seksual, dan mengenalkan remaja pada banyak sekali norma sosial.
PERTUMBUHAN FISIK
Pertumbuhan fisik yakni perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan tanda-tanda primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan gesekan tubuh, proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder. Kondisi-kondisi yang mempengaruhi pertumbuhan fisik anak antara lain efek keluarga, gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, bentuk tubuh.
Perubahan-perubahan psikologi yang muncul disebabkan oleh perubahan fisik menyerupai kecanggungan lantaran perubahan tubuh, ketegangan emosional, lebih memperhatikan diri sendiri. Salah satu konsekuensi masa remaja yang penting yakni efek jangka panjang terhadap sikap, sikap sosial, minat, dan kepribadian.
PERKEMBANGAN INTELEK, SOSIAL, DAN BAHASA
Perkembangan Intelek
Intelek berarti kecakapan untuk berpikir, mengamati dan mengerti, kecakapan untuk mengamati hubungan-hubungan, perbedaan, kecakapan mental yang besar dan pikiran atau intelegensi. Intelegensi merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkannya.
Dalam berpikir operasional terdapat dua sifat penting yaitu sifat deduktif hipotesis dan bepikir referensi operasional juga berpikir kombinatoris. Faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek yaitu bertambahnya informasi yang disimpan seseorang sehingga ia bisa berpikir reflektif, banyaknya pengalaman masalah, adanya kebebasan berpikir.
Bakat Khusus
Bakat meliputi 3 dimensi yaitu dimensi perseptual yaitu kemampuan mengadakan persepsi meliputi kepekaan indra, perhatian, orientasi waktu, luasnya kawasan persepsi. Dimensi psikomotorik meliputi enam faktor meliputi kekuatan, impuls, kecepatan gerak, ketelitian, koordinasi, dan keluwesan. Dan dimensi intelektual meliputi lima faktor meliputi faktor ingatan, pengenalan, evaluatif, konvergen, dan berpikir divergen.
Bakat sanggup diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang perlu dikembangkan atau dilatih, kemampuan yakni daya untuk melaksanakan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan atau latihan.
Makara talenta yakni kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan relatif yang bersifat umum atau khusus. Bakat khusus yang dimaksud yakni kemampuan di bidang tertentu. Bakat ini menyerupai talenta seni, matematika, bahasa, olahraga, musik, klerikal, guru, dan dokter.
Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi diharapkan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan dorongan atau motivasi biar talenta sanggup terwujud.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan talenta khusus yaitu terletak pada anak itu sendiri dan lingkungan anak, faktor dari anak menyerupai tidak mempunyai minat, dan tidak mempunyai motivasi. Dari lingkungan menyerupai orang renta kurang bisa untuk menyediakan kesempatan dan sarana pendidikan atau ekonomi yang tidak mencukupi.
Bakat khusus sanggup diamati dengan melaksanakan observasi terhadap apa yang dikerjakan anak. Orang renta yang mengenali talenta anak sanggup membantu sekolah dalam mekanisme pemanduan anak berbakat dengan memperlihatkan informasi yang dibutuhkan wacana ciri dan keadaan anak mereka.
Perkembangan Sosial
Lingkungan sosial memperlihatkan banyak efek terhadap pembentukan banyak sekali aspek kehidupan, terutama sosio-psikologis. Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa bekerjasama dengan sesama manusia. Bersosialisasi intinya merupakan proses adaptasi diri terhadap lingkungan kehidupan sosial. Sepanjang hidup referensi kehidupan sosial anak terbentuk.
Remaja yakni tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini kebutuhan remaja telah cukup kompleks cakrawala interaksi sosial, dan pergaulan remaja telah cukup luas. Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok, dalam bentuk penetapan pilihan kelompok yang diikuti didasari oleh banyak sekali penimbangan, menyerupai moral, ekonomi, minat dan kesamaan talenta dan kemampuan. Masalah umum yang dihadapi oleh remaja dan yang paling rumit yakni adaptasi diri. Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial remaja yaitu keluarga, kematangan, status sosial ekonomi, pendidikan, dan kapasitas mental, emosi, dan intelegensi.
Dalam perkembangan sosial para remaja sanggup memikirkan dirinya sendiri dan orang lain. Pemikiran terwujud dalam refleksi diri dan kritik hasil pergaulannya.
Perkembangan Bahasa
Sesuai dengan fungsinya bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai oleh seseorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti faktor intelek/kognisi sangat kuat terhadap perkembangan kemampuan Bahasa. Bahasa remaja yakni bahasa yang telah berkembang yang terbentuk dari lingkungan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa yaitu umur anak, kondisi lingkungan, kecerdasan anak, status sosial ekonomi keluarga, dan kondisi fisik.
Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling kuat satu sama lain. Seseorang yang rendah kemampuan berpikirnya akan mengalami kesulitan dalam menyusun bahasa yang baik, logis, dan sistematis. Menyampaikan dan mengambil makna inspirasi dan gagasan merupakan proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan dan kekaburan persepsi yang diperolehnya. Ketidaktepatan hasil pemrosesan pikir ini diakibatkan kekurangmampuan dalam bahasa.
Upaya yang dilakukan untuk membuatkan bahasa remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan yaitu dengan cara melaksanakan pengulangan pelajaran yang telah disusun ulang oleh siswa, menambah pembendaharaan bahasa dengan menambah pembendaharaan bahasa yang dipilih secara tepat oleh guru.
PERKEMBANGAN AFEKTIF
Perkembangan Emosi
Emosi yakni pengalaman afektif yang disertai adaptasi dari dalam diri individu wacana keadaan mental dan fisik dan berwujud pada suatu tingkah laris yang tampak yang ditandai dengan perubahan fisik. Beberapa kondisi emosional menyerupai cinta/ kasih sayang, gembira, kemarahan dan permusuhan, ketakutan dan kecemasan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar. Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti memperhatikan satu rangsangan dalam jangka waktu yang lebih lama, dan menimbulkan emosi yang terarah pada satu objek, kemampuan mengingat juga mempengaruhi reaksi emosional. Metode mencar ilmu yang menunjang perkembangan emosi yakni mencar ilmu dengan coba- coba, mencar ilmu dengan cara meniru, mencar ilmu dengan mempersamakan diri, mencar ilmu melalui pengkondisian, dan pembinaan atau mencar ilmu di bawah pengawasan, terbatas pada aspek reaksi. Rangsangan-rangsangan yang menghasilkan perasaan yang tidak menyenangkan dan menyenangkan akan mempermudah siswa belajar.
Perbedaan verbal disebakan oleh kondisi fisik dan kemampuan intelektualnya. Anak yang akil cenderung bereaksi lebih emosional terhadap banyak sekali macam rangsangan dibanding anak yang bodoh dan anak yang lebih akil lebih bisa mengendalikan verbal emosi.
Upaya yang dilakukan untuk membuatkan emosi remaja dilakukan dengan cara mengerti remaja, melaksanakan segala sesuatu yang sanggup dilakukan berhasil dalam bidang yang diajarkan. Implikasinya terhadap penyelenggaraan pendidikan, guru harus bisa memperkecil ledakan emosi dengan cara tindakan yang bijaksana dan lemah lembut, mengubah pokok pembicaraan dan memulai acara baru.
Perkembangan Nilai, Moral, dan Sikap
Nilai-nilai kehidupan yakni norma yang berlaku dalam masyarakat, contohnya budpekerti kebiasaan dan sopan santun. Moral yakni anutan wacana baik dan jelek perbuatan dan kelakuan, akhlak, keajiban dan sebagainya. Dalam kaitannya dalam pengamalan nilai-nilai hidup maka moral merupakan kontrol dalam bersikap dan bertingkah laris sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud.
Keterkaitan antara nilai, moral, sikap, dan tingkah laris akan tampak kuat dalam pengamalan nilai-nilai yang dihayati dan didorong oleh moral kemudian terbentuk sikap tertentu terhadap nilai tersebut dan terwujud tingkah laris sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud. Upaya yang dilakukan dalam membuatkan nilai, moral, dan sikap remaja yakni membuat komunikasi, membuat iklim lingkungan yang serasi.
TUGAS PERKEMBANGAN KEHIDUPAN BERPRIBADI, PENDIDIKAN DAN KARIER, DAN KEHIDUPAN BERKELUARGA
Perkembangan Kehidupan Pribadi sebagai Individu
Kehidupan pribadi sukar untuk dirumuskan lantaran sangat kompleks dan unik. Pada hakikatnya insan merupakan pribadi yang utuh dan mempunyai sifat sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut banyak sekali aspek menyerupai aspek emosional, sosio-psikologi dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual yang terpadu secara integratif dengan faktor lingkungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pribadi yaitu lingkungan, faktor bakat, pendidikan status sosial ekonomi, filsafat hidup, kepedulian terhadap kesehatan. Upaya pengembangan proses pertumbuhan dan perkembangan kehidupan pribadi menyerupai hidup sehat dan teratur, mengerjakan kiprah dan pekerjaan sehari-hari, hidup bermasyarakat dalam melaksanakan pergaulan dengan sesama, cara pemecahan problem yang dihadapi, mengikuti aturan kehidupan keluarga, melaksanakan kiprah dan tanggung jawab dalam kehidupan berkeluarga.
Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses mencar ilmu yang dihayati sepanjang hidupnya. Baik di jalur pendidikan sekolah yang baik yang dialami oleh remaja sebagai akseptor didik di dalam lingkungan keluarga, sekolah, atau kehidupn bermasyarakat. Masing-masing lingkungan kehidupan pendidikan tidak selalu sama dasar dan tujuannya. Oleh lantaran itu remaja ditantang untuk bisa mengatasi problema keanekaragaman tersebut dan bisa menempatkan dirinya dengan tepat dan serasi pada lingkungan pendidikan keluarga, masyarakat, sekolah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kehidupan pendidikan dan karier yaitu faktor sosial pendidikan, faktor lingkungan, dan faktor pandangan hidup.
Sikap remaja terhadap pendidikan sekolah banyak diwarnai oleh karakteristik guru yang mengajarnya. Guru yang baik �baik� di mata para siswa tidak hanya tergantung kepada keadaan guru itu sendiri, melainkan tergantung pada banyak faktor. Guru yang baik itu yakni guru yang dekat dengan siswanya dan menolong siswa dalam pelajaran. Berhubungan kehidupan pendidikan merupakan penggalan awal dari kehidupan karier, maka dengan perbedaan kehidupan pendidikan tersebut konsekuensinya akan membawa perbedaan individual di dalam kehidupan kariernya. Kehidupan karier seseorang juga berbeda-beda. Dalam arti sempit, pendidikan merupakan persiapan menuju suatu karier, sedangkan dalam arti luas pendidikan itu merupakan penggalan dari proses perkembangan karier remaja. Remaja, yang dilihat dari segi usia meliputi 12-21 tahun, berdasarkan Ginzberg (Alexander, dkk., 1980) perkembangan kariernya telah hingga pada periode pilihan tentatif dan sebagian berada pada periode pilihan realistis, sedangkan berdasarkan super (Alexander, dkk., 1980) perkembangan karier anak remaja itu berbeda pada tahap eksplorasi, terutama sub tahap tentatif dan sebagian dari sub tahap transisi. Melihat bahwa dua teori yang dikemukakan oleh dua penulis itu hampir sama, maka di sini akan diuraikan salah satu di antaranya, yaitu teori yang dikemukakan oleh Ginzerberg.
Perkembangan Remaja Berkenan dengan Kehidupan Berkeluarga
Perkembangan remaja dalam hubungannya dengan persiapan mereka untuk memasuki kehidupan baru, yaitu kehidupan berkeluarga. Sebagaimana telah diuraikan di depan bahwa secara biologis pertumbuhan remaja telah mencapai kematangan seksual, yang berarti bahwa secara biologis remaja telah siap melaksanakan fungsi produksi. Kematangan fungsi seksual tersebut kuat terhadap dorongan seksual remaja dan telah mulai tertarik kepada lawan jenis. Berkenan dengan upaya untuk memutuskan pilihan pasangan hidup, perkembangan sosial psikologis remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis dengan banyak sekali cara yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku.
Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Memperhatikan banyaknya faktor kehidupan yang berada di lingkungan remaja, maka pemikiran wacana penyelenggaran pendidikan juga harus memperhatikan faktor-faktor tersebut. Sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan yang diakui bahwa mustahil memenuhi tuntutan dan cita-cita seluruh faktor yang berlaku tersebut. Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah, pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggaraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan sama semua tindakan pendidikan kepada semua remaja yang tergabung di dalam kelas, sekalipun masing-masing di antara mereka sangat berbeda- beda. Pengakuan terhadap kemampuan setiap pribadi yang beraneka ragam itu menjadi kurang. Oleh lantaran itu, yang harus mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan yakni sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja, menyerupai akreditasi akan kemampuannya, ingin untuk mendapatkan kepercayaan, kebebasan dan semacamnya.
PENYESUAIAN DIRI REMAJA
Konsep dan Proses Penyesuaian Diri
Makna simpulan dari hasil pendidikan seorang individu terletak pada sejauh mana hal yang telah dipelajari sanggup membantu dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Penyesuaian diri sanggup diartikan sebagai cara untuk mempertahankan eksistensinya dengan membuat planning untuk mengatasi banyak sekali macam konflik, kesulitan dan frustasi-frustasi secara efisien.
Penyesuaian diri yakni proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan,. Respon penyesuaian, baik dan buruk, secara sederhana sanggup dipandang sebagai suatu upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk memelihara kondisi-kondisi yang lebih wajar. Penyesuaian sebagai proses ke arah kekerabatan yang serasi antara tuntutan internal dan tuntutan eksternal.
Dalam melaksanakan adaptasi diri individu mendapatkan rintangan- rintangan, dalam hubungannya dengan rintangan tersebut ada individu yang sanggup menyesuaikan secara positif, namun ada juga yang melaksanakan adaptasi yang salah.
Dalam adaptasi diri secara positif individu akan melaksanakan adaptasi menghadapi problem secara langsung, adaptasi dengan melaksanakan eksplorasi, dengan coba-coba, dengan mencari pengganti, dengan menggali kemampuan diri, dengan belajar, inhibisi dan pengendalian diri, perencanaan yang cermat.
Kegagalan dalam adaptasi diri secara positif, sanggup menimbulkan individu melaksanakan adaptasi yang salah. Bentuk adaptasi yang salah itu yaitu menyerupai reaksi bertahan dengan cara mencari-cari alasan, melemparkan kegagalan pada orang lain, dan memutarbalikan keadaan, reaksi menyerang, dan reaksi melarikan diri secara sedikit demi sedikit yaitu kondisi fisik, perkembangan dan kematangan intelektual, sikap, moral, dan emosional, kondisi lingkungan, dan penentu kultural dan agama.
Permasalahan-Permasalahan Penyesuaian Remaja
Tingkat adaptasi diri dan pertumbuhan remaja sangat tergantung pada sikap orang renta dan suasana psikologi dan sosial dalam keluarga. Sikap orang renta yang menolak akan mengakibatkan remaja tidak sanggup menyesuaikan diri, orang renta yang adikara mengakibatkan remaja akan adikara terhadap temannya dan cenderung menentang otoritas yang ada.
Penyesuaian remaja dengan kehidupan sekolah, permasalahan yang ditimbulkan akan timbul saat remaja memasuki jenjang sekolah yang baru. Persoalan lain yang dihadapi siswa menyerupai menentukan sekolah.
Implikasi Proses Penyesuaian Remaja terhadap Penyelanggaraan Pendidikan
Lingkungan sekolah mempunyai efek yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Dalam kaitannya dengan pendidikan, peranan sekolah pada hakikatnya sebagai rujukan dan tempat derma jikalau anak didik mengalami masalah. Oleh lantaran itu setiap sekolah menunjuk wali siswa yang akan membantu siswa yang menghadapi kesulitan dalam pelajaran, mempunyai problem pribadi dan problem adaptasi diri maupun tuntutan sekolah.
Upaya yang sanggup dilakukan untuk memperlancar proses adaptasi remaja khususnya di sekolah yaitu membuat situasi sekolah yang menimbulkan rasa betah bagi anak didik, membuat suasana mencar ilmu yang menyenangkan, perjuangan memahami anak didik secara menyeluruh, memakai metode dan alat latih yang menimbulkan gairah belajar, mekanisme yang memperbesar motivasi belajar, ruang kelas yang memenuhi syarat kesehatan, tata tertib yang jelas, teladan para guru dalam banyak sekali segi pendidikan, acara bimbingan dan penyuluhan yang baik.
Sifat guru yang efektif menyerupai memberi kesempatan, ramah dan optimis, bisa mengontrol diri, mempunyai rasa humor, mengetahui dan mengakui kesalahan sendiri, jujur dan objektif memperlakukan siswa, dan memperlihatkan pengertian dan rasa simpati akan mengakibatkan remaja berkurang kemungkinannya untuk mengalami permasalahan-permasalahan.
Download berkas mengenai Perkembangan Peserta Didik
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas wacana Perkembangan Peserta Didik ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:Perkembangan Peserta Didik
Download File:
Resume Buku Perkembangan Peserta Didik - Prof. Dr. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung.pdf
Demikian yang bisa kami sampaikan keterangan berkas dan share file mengenai Perkembangan Peserta Didik. Semoga bisa bermanfaat.
Advertisement