Berikut ini ialah berkas Buku Gerakan Literasi Sekolah (Dari Pucuk Hingga Akar Sebuah Re?eksi). Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017. Download file format PDF.
Buku Gerakan Literasi Sekolah (Dari Pucuk Hingga Akar Sebuah Re?eksi) |
Buku Gerakan Literasi Sekolah (Dari Pucuk Hingga Akar Sebuah Re?eksi)
Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi Buku Gerakan Literasi Sekolah (Dari Pucuk Hingga Akar Sebuah Re?eksi):
Penerbitan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 ihwal Penumbuhan Budi Pekerti merupakan pintu masuk bagi agenda gres Kemendikbud sesudah bertahun-tahun bergelut dalam agenda pengentasan buta aksara, yaitu literasi.Momen ini ialah angin segar menuju perubahan substansial dalam pembelajaran di sekolah. Selama ini, fokus pembangunan dunia pendidikan lebih banyak tertuju pada ekspansi kanal pendidikan. Perhatian terhadap kualitas pendidikan sudah tampak, namun masih terasa ada yang kurang.
Kekurangan itu terletak pada perhatian dalam proses pembelajaran di kelas. Interaksi guru dan siswa, dalam proses mencar ilmu mengajar, seharusnya menerima porsi besar dalam kebijakan di dunia pendidikan. Sebab dari dalam kelaslah perubahan itu dimulai, kemudian merambah ke lingkungan keluarga, dan memengaruhi kehidupan masyarakat.
Sebenarnya �sinyal� itu sudah muncul dari sekian survei internasional yang dimulai semenjak kala 21. Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS), Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), dan Programme for International Student Assessment (PISA), yang mengukur tingkat literasi siswa di sejumlah negara, mengeluarkan sejumlah rekomendasi yang sanggup dilakukan negara dalam meningkatkan kualitas sumber daya insan (SDM). Negara-negara maju memakai pengukuran literasi sebagai watu pijakan bagi proses perbaikan di bidang pendidikan dan pembangunan SDM.
Maka, saat Permendikbud ihwal Penumbuhan Budi Pekerti terbit, yang memberi ruang bagi munculnya agenda literasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah menyambutnya dengan suka cita. Ini merupakan angin segar yang harus segera dihirup dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Paradigma gres kala 21 yang mengutamakan kolaborasi, bukan kompetisi, menjadi sarana menjalin komunikasi dengan banyak sekali pemangku kepentingan untuk merumuskan kebijakan secara bersama-sama. Gerakan yang menjadi ciri pengembangan literasi menjadi energi tersendiri yang mendorong Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, praktisi, akademisi, pegiat literasi, dan forum swadaya masyarakat untuk duduk satu meja merumuskan kehendak bersama.
Di tahun ke-3 Gerakan Literasi Sekolah (2015 � 2017) berjalan, kami disibukkan dengan banyak sekali aktivitas yang menghimpun sekian jumlah kalangan dalam satu meja. Kami berdiskusi, menyebarkan informasi, dan menetapkan seni administrasi pencapaian yang tidak hanya melibatkan sekolah, namun juga keluarga dan masyarakat. Bagaimanapun,Gerakan Literasi Sekolah (GLS) akan berjalan optimal kalau melibatkan unsur keluarga dan masyarakat. Literasi, akhirnya, menjadi jembatan bagi implementasi tripusat pendidikan.
Buku ini merangkum sekaligus menginformasikan secara singkat dan padat bermacam-macam aktivitas yang telah dilakukan Ditjen Dikdasmen seputar pelaksanaan GLS. Jarang sekali ada buku yang mengupas proses di balik sebuah kebijakan dan memotretnya dari dekat, mengungkap kegelisahan dan impian para pelaku dengan menjaga dapat dipercaya dan transparansi. Dapat dikatakan, buku ini membuka �dapur� Ditjen Dikdasmen menjelang dan sesudah agenda GLS muncul.
Diharapkan, buku ini bisa menyamakan persepsi semua pemangku kepentingan dalam memahami dan alhasil terlibat gerakan literasi yang digalang Kemendikbud. Gerakan literasi tidak akan berhasil tanpa santunan banyak sekali pihak.
Buku ini berisi antara lain:
Bab I Pendahuluan
Bab II Gerakan Literasi Sekolah
Persoalan Mendasar
Dari Aksara ke Literasi
Buku Panduan
Semiloka Literasi Sekolah
Penjenjangan Buku
Penyempurnaan Panduan GLS
Pembentukan Satgas GLS
Sosialisasi
Dukungan Anggaran
Gerakan Literasi Nasional
Bab III Menit Membaca
Buku yang dibaca
Waktu yang pas
Cara membaca
Tahap-tahap pelaksanaan
Guru tumpuan membaca
Lokasi membaca
Jurnal
Menciptakan suasana menyenangkan
Menulis semoga membaca
Bab IV Sekolah Literat
Sekolah literat, menyerupai apa?
Tim Literasi Sekolah
Pelibatan siswa
Guru (jangan) malas membaca
Kepala sekolah sebagai driver
Membuat sudut baca
Buku untuk sudut baca
Perpustakaan vs Pojok Literasi
Lingkungan kaya literasi
Ancaman �Tuhan Sembilan Senti �
Bab V Mendatangkan Buku ke Sekolah
Jumlah buku
Potensi pasar
Peta persebaran penerbit
Mendatangkan buku
Seleksi Buku
Terlalu detail
Buku digital
Toko buku daring
Layanan self publishing
Bab VI Peran Orang Tua
Setelah membaca
Menghadapi monster: televisi
Dampak gawai
Membacakan buku
Membuat perpustakaan di rumah
Bab VII Pemda
Publikasi dan Soskor
Penguatan Pelaku/Pegiat Literasi
Penyediaan materi bacaan
Penguatan kelembagaan
Pelibatan Publik
Gerakan literasi di Serdang Bedagai
Kolaborasi
Bab VIII Penutup
Penerbitan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 ihwal Penumbuhan Budi Pekerti merupakan pintu masuk bagi agenda gres Kemendikbud sesudah bertahun-tahun bergelut dalam agenda pengentasan buta aksara, yaitu literasi.Momen ini ialah angin segar menuju perubahan substansial dalam pembelajaran di sekolah. Selama ini, fokus pembangunan dunia pendidikan lebih banyak tertuju pada ekspansi kanal pendidikan. Perhatian terhadap kualitas pendidikan sudah tampak, namun masih terasa ada yang kurang.
Kekurangan itu terletak pada perhatian dalam proses pembelajaran di kelas. Interaksi guru dan siswa, dalam proses mencar ilmu mengajar, seharusnya menerima porsi besar dalam kebijakan di dunia pendidikan. Sebab dari dalam kelaslah perubahan itu dimulai, kemudian merambah ke lingkungan keluarga, dan memengaruhi kehidupan masyarakat.
Sebenarnya �sinyal� itu sudah muncul dari sekian survei internasional yang dimulai semenjak kala 21. Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS), Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), dan Programme for International Student Assessment (PISA), yang mengukur tingkat literasi siswa di sejumlah negara, mengeluarkan sejumlah rekomendasi yang sanggup dilakukan negara dalam meningkatkan kualitas sumber daya insan (SDM). Negara-negara maju memakai pengukuran literasi sebagai watu pijakan bagi proses perbaikan di bidang pendidikan dan pembangunan SDM.
Maka, saat Permendikbud ihwal Penumbuhan Budi Pekerti terbit, yang memberi ruang bagi munculnya agenda literasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah menyambutnya dengan suka cita. Ini merupakan angin segar yang harus segera dihirup dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Paradigma gres kala 21 yang mengutamakan kolaborasi, bukan kompetisi, menjadi sarana menjalin komunikasi dengan banyak sekali pemangku kepentingan untuk merumuskan kebijakan secara bersama-sama. Gerakan yang menjadi ciri pengembangan literasi menjadi energi tersendiri yang mendorong Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, praktisi, akademisi, pegiat literasi, dan forum swadaya masyarakat untuk duduk satu meja merumuskan kehendak bersama.
Di tahun ke-3 Gerakan Literasi Sekolah (2015 � 2017) berjalan, kami disibukkan dengan banyak sekali aktivitas yang menghimpun sekian jumlah kalangan dalam satu meja. Kami berdiskusi, menyebarkan informasi, dan menetapkan seni administrasi pencapaian yang tidak hanya melibatkan sekolah, namun juga keluarga dan masyarakat. Bagaimanapun,Gerakan Literasi Sekolah (GLS) akan berjalan optimal kalau melibatkan unsur keluarga dan masyarakat. Literasi, akhirnya, menjadi jembatan bagi implementasi tripusat pendidikan.
Buku ini merangkum sekaligus menginformasikan secara singkat dan padat bermacam-macam aktivitas yang telah dilakukan Ditjen Dikdasmen seputar pelaksanaan GLS. Jarang sekali ada buku yang mengupas proses di balik sebuah kebijakan dan memotretnya dari dekat, mengungkap kegelisahan dan impian para pelaku dengan menjaga dapat dipercaya dan transparansi. Dapat dikatakan, buku ini membuka �dapur� Ditjen Dikdasmen menjelang dan sesudah agenda GLS muncul.
Diharapkan, buku ini bisa menyamakan persepsi semua pemangku kepentingan dalam memahami dan alhasil terlibat gerakan literasi yang digalang Kemendikbud. Gerakan literasi tidak akan berhasil tanpa santunan banyak sekali pihak.
Buku ini berisi antara lain:
Bab I Pendahuluan
Bab II Gerakan Literasi Sekolah
Persoalan Mendasar
Dari Aksara ke Literasi
Buku Panduan
Semiloka Literasi Sekolah
Penjenjangan Buku
Penyempurnaan Panduan GLS
Pembentukan Satgas GLS
Sosialisasi
Dukungan Anggaran
Gerakan Literasi Nasional
Bab III Menit Membaca
Buku yang dibaca
Waktu yang pas
Cara membaca
Tahap-tahap pelaksanaan
Guru tumpuan membaca
Lokasi membaca
Jurnal
Menciptakan suasana menyenangkan
Menulis semoga membaca
Bab IV Sekolah Literat
Sekolah literat, menyerupai apa?
Tim Literasi Sekolah
Pelibatan siswa
Guru (jangan) malas membaca
Kepala sekolah sebagai driver
Membuat sudut baca
Buku untuk sudut baca
Perpustakaan vs Pojok Literasi
Lingkungan kaya literasi
Ancaman �Tuhan Sembilan Senti �
Bab V Mendatangkan Buku ke Sekolah
Jumlah buku
Potensi pasar
Peta persebaran penerbit
Mendatangkan buku
Seleksi Buku
Terlalu detail
Buku digital
Toko buku daring
Layanan self publishing
Bab VI Peran Orang Tua
Setelah membaca
Menghadapi monster: televisi
Dampak gawai
Membacakan buku
Membuat perpustakaan di rumah
Bab VII Pemda
Publikasi dan Soskor
Penguatan Pelaku/Pegiat Literasi
Penyediaan materi bacaan
Penguatan kelembagaan
Pelibatan Publik
Gerakan literasi di Serdang Bedagai
Kolaborasi
Bab VIII Penutup
Download Buku Gerakan Literasi Sekolah (Dari Pucuk Hingga Akar Sebuah Re?eksi)
Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Gerakan Literasi Sekolah (Dari Pucuk Hingga Akar Sebuah Re?eksi) ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:Buku Gerakan Literasi Sekolah (Dari Pucuk Hingga Akar Sebuah Re?eksi)
Download File:
Buku Gerakan Literasi Sekolah (Dari Pucuk Hingga Akar Sebuah Re?eksi).pdf
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Gerakan Literasi Sekolah (Dari Pucuk Hingga Akar Sebuah Re?eksi). Semoga bisa bermanfaat.
Advertisement